Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling
utama. Setiap indipidumasyarakat berhak mendapatkan kebutuhan akan pangan.
Sebagian besar masyarakatIndonesia mengenal sejak lama beras sebagai pangan
pokok utama penduduknya.
Berdasarkan Data
yang dikeluarkan kemendagri, jumlah penduduk Indonesiaterhitung 31 Desember 2010 mencapai 259.940.857. Jumlah ini terdiri atas132.240.055 laki-laki dan 127.700.802 perempuan. kebutuhan beras denganper-orang rata-rata konsumsi beras per kapita 100 gram per hari. Artinya2.599.408.570 ton beras perhari harus tersedia untuk kebutuhan pangan pendudukIndonesia.
yang dikeluarkan kemendagri, jumlah penduduk Indonesiaterhitung 31 Desember 2010 mencapai 259.940.857. Jumlah ini terdiri atas132.240.055 laki-laki dan 127.700.802 perempuan. kebutuhan beras denganper-orang rata-rata konsumsi beras per kapita 100 gram per hari. Artinya2.599.408.570 ton beras perhari harus tersedia untuk kebutuhan pangan pendudukIndonesia.
Seiring dengan semakin cepatnya pertumbuhan
penduduk, maka kebutuhan panganpokok beras semakin meningkat pula. Untuk
mengantisipasinya, pemerintahmenggulirkan program penurunan konsumsi beras.
Kebijakan ini diarahkan untukmendorong peningkatan konsumsi pangan pokok selain
beras.
Di Indonesia selain beras, panganan lainnya kita
mengenal tanamanumbi-umbian dan tumbuhan lain yang biasa di makan, diantaranya
ketela pohon,ubi jalar, talas, ganyong, jagung serta sagu.
Upaya tersebut yang sedang di gelorakan Pemerintah
Daerah kabupaten Garut,Bupati Garut H. Aceng HM Fikri,S.Ag, lewat program “Two
Days No Rice”nyamengharapkan semua elemen masyarakat setiap hari senin dan
kamis mengupayakanuntuk tidak memakan beras dan beralih ke pangan yang lain.
Upaya diversifikasitersebut guna mengimbangi kebutuhan pangan nasional yang
tidak seimbang denganjumlah produksi beras serta sebagai bentuk percepatan
penganekaragaman konsumsipangan.
Di Kabupaten Garut selain beras, jagung, ketela
pohon, ubi jalar, talas danganyong, terkenal pula sekarang sejenis tumbuhan
umbi-umbian liar, yang setelahdi proses bisa di makan dan menjadi makanan
alternatif pengganti beras. Tanamanliar tersebut oleh sebagian besar masyarakat
kampung Cigadog desa Cikeletdikenal dengan nama Jalawure atau nama latinnya
(Tacca Leontopetaloides).
Berdasarkan penelitian Lipi yang dikeluarkan Badan
Ketahanan Pangan (BKP)Kabupaten Garut, Walaupun masih terbatas, Tumbuhan
Jalawure sejak tahun 1962hingga sekarang telah dimanfaatkan kampung Cigadog
Kecamatan Cikelet danmasyarakat yang ada di sekitar pesisir pantai selatan
Kabupaten Garut untukdikonsumsi masyarakat sebagai bahan pangan alternatif
pengganti beras. TepungJalawure telah banyak dimanfaatkan untuk membuat
berbagai jenis kue, baik kuekering maupun kue basah. Kebutuhan kue jalawure
masih hanya untuk kebutuhankeluarga, terutama digunakan pada saat menghadapi
hari raya idul fitri danperayaan hajatan.
Potensi penggalian pangan lokal kabupaten Garut,
seperti Tumbuhan Jalawuretersebut yang sekarang sedang di produksi secara
intensif melalui programpengembangan dan pembinaaan terarah dan berkelanjutan.
Upaya produksi massaltersebut diharapkan berdampak positif terhadap peningkatan
pendapatanmasyarakat di wilayah yang bersangkutan. Tumbuhan Jalawure diharapkandalam jangka
panjang akan mampu mengganti peran tepung terigu dalam masyarakat.
Karakteristik Tumbuhan Jalawure (Tacca
Leontopetaloides) yang berasal dariFamili Taccaceae, secara alamiah tumbuh liar
di pesisir pantai, khususnya diPantai Garut Selatan. Tumbuhan Jalawure berupa
terna tegak (perdu) dengantinggi antara 1,5-2,0 meter, serta tidak berkayu dan
bercabang. Tangkai daunmelekat pada batang berbentuk segi lima. Tumbuhan Jalwure
berbunga/berbiji danberakar serabut berbentuk umbi. Jalawure berkembang biak
melalui vegetatif(umbi) dan reproduktif (biji).
Umbi dan Tepung Tumbuhan liar Jalawure kaya akan
karbohidrat, Jalawuremenyimpan cadangan makanan dalam bentuk umbi di dalam
tanah, dengan ukuran umbibervariasi antara 1 – 2 kg.Umbi Jalawure mengandung
karbohidrat 38,16 gr/100 grdan dalam bentuk tepung Jalawure mengandung
karbohidrat 83,07 ngr/100 gr.Apabila dibandingkan dengan jenis tepung lainnya,
seperti : tepung terigu,tepung beras, dan tepung Jagung, maka tepung Jalawure
mengandung karbohidratpaling tinggi. Dengan demikian umbi dan tepung Jalawure
kaya akan karbohidrat.Selain itu, umbi Jalawure kandungan giji dalam tepung
jalawura: lemak 0,17 g,protein 0,05 g, karbohidrat 83,07 g, Fe 2,00 mg, Vitamin
C 9,31 mg, kadar abu1,30 g,kadar air 15,65 g, energi 334 kkl, hcn 0. Kedua
jenis zat gizi tersebuttidak terdapat pada tepung terigu, tepung beras, dan
tepung Jagung.
Kepala Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Garut Ir.
Eddy Muharam,M.Si menyampaikandalam upaya menunjang program pemerintah dalam
upaya pengalihan konsumsimasyarakat dari beras ke non beras, sedang di susun
program pengembangan danpembinaan secara terarah dan berkelanjutan Pemanfaatan
tepung Jalawure sebagaibahan pangan alternatif, meliputi perlindungan bibit
(plasma Nutfah),pengembangan budidaya, pembinaan teknik pengolahan tepung dan
pembuatan kue,pembinaan kemasan dan pemasaran serta pembinaan manajerial usaha.
BKP berharap Kabupaten Garut bisa menjadi sentra
produksi pangan Jalawure,serta menjadi salah satu unggulan dan kebanggaan
masyarakat Kab. Garut selaindodol, jeruk ,dan domba Garut dan menjadi
alternatif yang prospektif secaranasional, semoga. Untuk lebih mengenalkan
produk makanan berbahan tumbuhan liarJalawure, BKP Kabupaten Garut telah
membuka Galeri yang berada di Jalan CimanukJayaraga.
Sumber: http://dishut.jabarprov.go.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar