4 Pilar Goes To Campus membahana di Cianjur salah satu
sentra penghasil beras untuk negeri ini tepatnya di Universitas Suryakancana.
Kampus nan asri dikelilingi hamparan sawah membuat mata senang memandangnya.
Pada kesempatan ini tema dialog yang disertai guyonan segar pelawak ibukota
adalah "Kedaulatan Pangan" cocok dengan suasana Cianjur yang terkenal
dengan beras Pandan Wangi-nya selain bumbu masak Tauco-nya. Hadir pada
kesempatan ini narasumber antara lain: Arief Budimanta Pimpinan Fraksi PDIP MPR
RI , Dedi Mulyadi Akademisi Universitas Suryakancana, dan Warta Praktisi
Pertanian. Hadir pula untuk membuat suasana cair pelawak ibukota tak asing lagi
seperti Dibyo Primus, Jamil Hoki, dan Jaim serta tak ketinggalan pula presenter
Yana Indrawan dan Chintya Sari.
Arief Budimanta dalam kesempatan ini membacakan sambutan
Pimpinan MPR RI perihal Kedaulatan Pangan dikaitkan 4 Pilar Kehidupan Berbangsa
dan bernegara memaparkan acara ini adalah salah satu bentuk sosialisasi 4 Pilar
Kehidupan Berbangsa dan Bernegara dalam hal ini Pancasila, UUD 1945, Bhinneka
Tunggal Ika, dan NKRI selain ToT (pelatihan untuk pelatih), Outbound dikalangan
mahasiswa, Focus Group Discussion dan Seminar dikalangan
sivitas Akademika Perguruan Tinggi, dan tak lupa ketinggalan cerdas cermat
dikalangan siswa SLTA.
Dwidja Priyatno Rektor Universitas Suryakancana dalam
sambutannya merasa senang dan suatu kehormatan acara ini diadakan di kampusnya.
Selain itu masih dalam sambutannya 4 Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
erat kaitannya dengan Kedaulatan Pangan. Karena dikampus ini memiliki Fakultas
Pertanian semoga menjadi kontribusi buat dunia pertanian dalam hal membangun
karakter kehidupan berbangsa dan bernegara.
Diskusi perihal kedaulatan berjalan dengan suasana hangat.
Arief Budimanta dalam paparannya menyatakan bahwa dalam tataran implemantasi
kedaulatan pangan Pemerintah dan DPR sudah membuat kebijakan dalam membentuk
Undang-Undang seperti asuransi pertanian apabila gagal panen, force
majeur, banjir, dan hama. Selain itu perlunya ada perlakuan istimewa (affimative
action) untuk petani seperti insentif pajak, beasiswa dan akses sekolah
bagi anak petani hal ini dimaksudkan supaya petani betah menjalani profesinya
dimana generasi sekarang enggan menjadi petani.
Dedi Mulyadi menjelaskan bahwa pada tataran teknis dalam
rangka memperkuat sektor pertanian adanya kebijakan khusus seperti akses
permodalan dan perlunya penyuluhan masalah manajemen pertanian yang moderen.
Arasumber lainnya Warta Praktisi pertanian melihat kondisi petani dan pertanian
masih termarjinalkan. Petani masih miskin hidupnya, akses buat kesehatan dan pendidikan
minim kondisi sampai kapan terjadi.
Arief Budimanta dalam kata penutupnya menjelaskan, perlu ada
komitmen dan paradigma pro kebijakan pertaian dan petani secara afirmatif di
bidang sumber daya manusia, riset dan teknologi, permodalan dan produktifitasnya
maka akan terjadi kedaulatan pangan seperti ang ikta cita-citakan semuanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar